Stroke Mengintai Pengidap Diabetes

4 Januari 2017

Stroke_Mengintai_Pengidap_Diabetes_-_Lapi_Laboratories.jpg

Tak hanya hipertensi (tekanan darah tinggi), penyakit diabetes mellitus (kencing manis) juga bisa menyebabkan stroke. Dibanding mereka yang tidak mengidap diabetes walau memiliki banyak faktor risiko, pengidap diabetes (diabetesi) memiliki risiko paling tinggi terhadap stroke.

Prof Dr Teguh Asaad Suhatno Ranakusuma SpS (K), guru besar pada Bagian Neurologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) menuturkan, penyakit diabetes merupakan faktor mayor untuk terkena stroke. Itu karena diabetes dapat menyebabkan terjadinya sumbatan pada pembuluh darah di otak yang pada gilirannya dapat menyebabkan kematian pada sel dan jaringan otak.

Diabetes juga dapat meningkatkan jumlah radikal bebas dalam darah. Peningkatan ini akan berdampak pada terjadinya stres oksidatif. Stres oksidatif merupakan faktor risiko terjadinya pengerasan dan penebalan pembuluh darah. Pembuluh darah yang mengeras dan menebal, jelas kepala Divisi Neuro-onkologi Departemen Neurologi Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) ini, akan menghambat laju peredaran darah atau bahkan menyumbat aliran darah.

''Bila sumbatan tersebut terjadi pada pembuluh darah di otak maka berpotensi menyebabkan stroke,'' tutur Teguh dalam seminar yang digelar PT Fortune Star Indonesia bekerja sama dengan Lions Club Jakarta Cosmopolitan di Jakarta, beberapa waktu lalu. Dalam berbagai litetur disebutkan, diabetes adalah keadaan berlebihnya kadar gula dalam darah (hiperglikemia) kronik yang disertai berbagai kelainan metabolik akibat gangguan hormonal dalam tubuh. Ini dipicu oleh kurang aktifnya produksi hormon insulin dari sel kelenjar langerhans pada organ pankreas.

Kurang aktifnya produksi insulin bisa disebabkan oleh menyusutnya jumlah sel penghasil hormon insulin sejak seseorang dilahirkan (bawaan atau keturunan), bisa juga karena serangan virus atau penyakit degeneratif. Namun, ada juga orang yang mengidap diabetes meski produksi insulinnya cukup. Ini karena reaksi tubuh terhadap kehadiran insulin kurang efisien, sehingga tubuh tidak mampu mengoksidasi glukosa menjadi energi.

Keadaan ini biasanya menyerang orang setengah baya ke atas, karena faktor penuaan, kurang olahraga, dan kegemukan. Selain berpotensi menyebabkan stroke, diabetes dapat pula mengakibatkan masalah-masalah kesehatan serius, seperti pengerasan arteri, kebutaan, penyakit ginjal, bahkan gagal ginjal.

Data tahun 2000 dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan, terdapat lebih dari 46 juta penderita diabetes di 10 negara di Asia. Berdasarkan data tersebut, India berada di urutan pertama dengan jumlah penderita sebanyak 31,7 juta pada tahun 2000 dan diperkirakan mencapai 79,44 juta pada 2030. Indonesia di urutan kedua dengan 8,42 juta penderita pada tahun 2000 dan akan mencapai 21,25 juta pada 2030.

Kasus stroke terus meningkat
Seperti halnya diabetes, angka kejadian stroke di seluruh dunia juga terus meningkat. Pada 2002, WHO memperkirakan, penderita stroke di seluruh dunia yang pada 1990 berjumlah kurang lebih 38 juta orang akan meroket menjadi 61 juta orang pada 2020. Diperkirakan, tiap tahun terdapat kurang lebih 15 juta penderita stroke baru. Selain itu, stroke menyebabkan 5,7 juta penderita meninggal pada 2005, dan diperkirakan meningkat menjadi 6,5 juta pada 2015, dan 7,8 juta pada 2030.

Stroke terjadi akibat kerusakan jaringan otak yang disebabkan oleh berkurangnya atau terhentinya suplai darah secara tiba-tiba. Jaringan otak yang mengalami kondisi ini akan mati dan tidak dapat berfungsi lagi. Secara sederhana, stroke terjadi jika aliran darah ke otak terputus akibat pembuluh darah di otak tersumbat atau pecah. Padahal, otak sangat tergantung pada pasokan darah secara berkesinambungan yang dialirkan oleh arteri (pembuluh nadi).

Stroke, menurut Teguh, harus segera diatasi. Tindakan yang segera ini diperlukan karena sel otak tidak memiliki antibodi yang bisa mengatasi sel rusak. Karena itu, orang yang menunjukkan gejala stroke harus segera dibawa ke unit gawat darurat rumah sakit terdekat. ''Pemeriksaan dan penanganan yang tepat dapat mencegah terjadinya komplikasi, kecatatan, bahkan kematian.''

Adapun gejala umum serangan stroke adalah mendadak kebas atau mati rasa, lemah atau kaku pada bagian wajah, tangan, khususnya pada satu bagian tubuh. Gejala lain adalah kesulitan bicara, pandangan kabur mendadak atau menurunnya daya penglihatan pada satu atau kedua mata, kesulitan menelan secara mendadak, pusing, dan kehilangan keseimbangan. ''Sakit kepala yang hebat, mendadak dan tidak jelas alasannya juga bisa menjadi pertanda terjadinya serangan stroke,'' Teguh menerangkan.

Stroke, kata Teguh, tidak hanya disebabkan oleh satu faktor. Banyak faktor yang bisa menjadi penyebab seperti gangguan jantung, hipertensi, dan diabetes. Adakah cara agar penderita diabetes terhindar dari serangan stroke? Tentang hal ini, Teguh menyarankan untuk menerapkan pola hidup sehat, termasuk diet dan aktivitas fisik, sehingga kadar gula darah terkontrol. Jika Anda merokok, segera hentikan kebiasaan buruk itu.

Source: www.republika.co.id